Senin, 08 Oktober 2012

Sejarah jurnalistik di dunia

Sejarah Jurnalistik di dunia Pada mulanya jurnalistik hanya mengelola hal-hal yang sifatnya informatif saja. Itu terbukti pada Acta Diurna sebagai produk jurnalistik pertama pada zaman Romawi Kuno, ketika kaisar Julius Caesar berkuasa. Sekilas tentang pengertian dan perkembangan jurnalistik, Assegaff sedikit menceritakan sedikit sejarah. Bahwa jurnalistik berasal dari kata Acta Diurna, yang terbit di zaman Romawi, dimana berita-berita dan pengumuman ditempelkanatau dipasang di pusat kota yang di kala itu disebut Forum Romanum. Namun asal kata jurnalistik adalah “Journal” atau “Du jour” yang berarti hari, di mana segala berita atau warta sehari itu termuat dalam lembaran tercetak. Karena kemajuan teknologi dan ditemukannyapencetakan surat kabar dengan system silinder (rotasi), maka istilah “pers muncul”, sehingga orang lalu mensenadakan istilah “jurnalistik” dengan “pers”. Sejarah yang pasti tentang jurnalistik tidak begitu jelas sumbernya, namun yang pasti jurnaliatik pada dasarnya sama yaitu diartikan sebagai laporan. Dan dari pengertian ada beberapa versi. Kalau dalam dari sejarah Islam cikal bakal jurnalistik yang pertama kali didunia adalah pada zaman Nabi Nuh. Suhandang dalam bukunya juga menerangkan sejarah Nabi Nuh teerutama dalam menyinggung tentang kejurnalistikan. Dikisahkan bahwa pada waktu itu sebelum Allah SWT menurunkan banjir yang sangat hebatkepada kaum yang kafir, maka datanglah maiakat utusan Allah SWT kepada Nabi Nuh agar ia memberitahukan cara membuat kapal sampai selesai. Kapal yang akan dibuatnya sebagai alat untuk evakuasi Nabi Nuh beserta sanak keluarganya, seluruh pengikutnya yang shaleh dan segala macam hewan masing-masing satu pasang. Tidak lama kamudian, seusainya Nabi Nuh membuat kapal, hujan lebat pun turun berhari-hari tiada hentinya. Demikian pula angin dan badai tiada henti, menghancurkan segala apa yang ada di dunia kecuali kapal Nabi Nuh. Dunia pun dengan cepat menjadi lautan yang sangat besar dan luas. Saat itu Nabi Nuh bersama oranng-orang yang beriman lainnya dan hewan-hewan itu telah naik kapal, dan berlayar dengan selamat diatas gelombang lautan banjir yang sangat dahsyat. Hari larut berganti malam, hingga hari berganti hari, minggu berganti minggu. Namun air tetap menggenang dalam, seakan-akan tidak berubah sejak semula. Sementara itu Nabi Nuh beserta lainnya yang ada dikapal mulai khawatir dan gelisah karena persediaan makanan mulai menipis. Masing-masing penumpang pun mulai bertanya-tanya, apakah air bah itu memang tyidak berubah atau bagaimana? Hanya kepastian tentang hal itu saja rupanya yang bisa menetramkan karisuan hati mereka. Dengan menngetahui situasi dan kondisi itu mereka mengharapkan dapat memperoleh landasan berfikir untuk melakukan tindak lanjut dalam menghadapi penderitaanya, terutama dalam melakukan penghematan yang cermat. Guna memenuhi keperluan dan keinginan para penumpang kapalnya itu Nabi Nuh mengutus seekor burung dara ke luar kapal untuk meneliti keadaan air dan kemungkinan adanya makanan. Setelah beberapa lama burung itu terbang mengamati keadaan air, dan kian kemari mencari makanan, tetapi sia-sia belaka. Burung dara itu hanya melihat daun dan ranting pohon zaitun (olijf) yang tampak muncul ke permukaan air. Ranting itu pun di patuknya dan dibawanya pulang ke kapal. Atas datangnya kembali burung itu dengan membawa ranting zaitun. Nabi Nuh mengambil kesimpulan bahwa air bah sudah mulai surut, namun seluruh permukaan bumi masih tertutup air, sehingga burung dara itu pun tidak menemukan tempat untuk istirahat demikianlah kabar dan berita itu disampaikan kepada seluruh anggota penumpangnya. Atas dasar fakta tersebut, para ahli sejarah menamakan Nabi Nuh sebagai seorang pencari berita dan penyiar kabar (wartawan) yang pertama kali di dunia. Bahkan sejalan dengan teknik-teknik dan caranya mencari serta menyiarkan kabar (warta berita di zaman sekarang dengan lembaga kantor beritannya). Mereka menunjukan bahwa sesungguhnya kantor berita yang pertama di dunia adalah Kapal Nabi Nuh. Data selanjutnya diperolah para ahli sejarah negara Romawi pada permulaan berdirinya kerajaan Romawi (Imam Agung) mencatat segala kejadian penting yang diketahuinya pada annals (papan tulis yang digantungkan di serambi rumahnya). Catatan pada papan tulis itu merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya. Pengumuman sejenis itu dilanjutkan oleh Julius Caesar pada zaman kejayaannya. Caesar mengumumkan hasil persidangan senat, berita tentang kejadian sehari-hari, peraturan-peraturan penting, serta apa yang perlu disampaikan dan diketahui rakyatnya, dengan jalan menuliskannya pada papan pengumuman berupa papan tulis pada masa itu. (60 SM) dikenal dengan acta diurna dan diletakkan di Forum Romanum (Stadion Romawi) untuk diketahui oleh umum. Terhadap isi acta diurna tersebut setiap orang boleh membacanya, bahkan juga boleh mengutipnya untuk kemudian disebarluaskan dan dikabarkan ke tempat lain. Baik hikayat Nabi Nuh menurut keterangan Flavius Josephus maupun munculnya acta diurna belum merupakan suatu penyiaran atau penerbitan sebagai harian, akan tetapi jelas terlihat merupakan gejala awal perkembangan jurnalistik. Dari kejadian tersenut dapat kita ketahui adanya suatu kegiatanyang mempunyai prinsip-prinsip komunikasi massa pada umumnya dan kejuruan jurnalistik pada khususnya. Karena itu tidak heran kalau Nabi Nuh dikenal sebagai wartawan pertama di dunia. Demikian pula acta diurna sebagai cikal bakal lahirnya surat kabar harian. Seiring kemajuan teknologi informasi maka yang bermula dari laporan harian maka tercetak manjadi surat kabar harian. Dari media cetak berkembang ke media elektronik, dari kemajuan elektronik terciptalah media informasi berupa radio. Tidak cukup dengan radio yang hanya berupa suara muncul pula terobosan baru berupa media audio visual yaitu TV (televisi). Media informasi tidak puas hanya dengan televisi, lahirlah berupa internet, sebagai jaringan yang bebas dan tidak terbatas. Dan sekarang dengan perkembangan teknologi telah melahirkan banyak media (multimedia).

SEJARAH JURNALISTIK DI INDONESIA

Sejarah Jurnalistik di Indonesia Pada awalnya, komunikasi antar manusia sangat bergantung pada komunikasi dari mulut ke mulut. Catatan sejarah yang berkaitan dengan penerbitan media massa terpicu penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg. Di Indonesia, perkembangan kegiatan jurnalistik diawali oleh Belanda. Beberapa pejuang kemerdekaan Indonesia pun menggunakan kewartawanan sebagai alat perjuangan. Di era-era inilah Bintang Timoer, Bintang Barat, Java Bode, Medan Prijaji, dan Java Bode terbit. Pada masa pendudukan Jepang mengambil alih kekuasaan, koran-koran ini dilarang. Akan tetapi pada akhirnya ada lima media yang mendapat izin terbit: Asia Raja, Tjahaja, Sinar Baru, Sinar Matahari, dan Suara Asia. Kemerdekaan Indonesia membawa berkah bagi kewartawanan. Pemerintah Indonesia menggunakan Radio Republik Indonesia sebagai media komunikasi. Menjelang penyelenggaraan Asian Games IV, pemerintah memasukkan proyek televisi. Sejak tahun 1962 inilah Televisi Republik Indonesia muncul dengan teknologi layar hitam putih. Masa kekuasaan presiden Soeharto, banyak terjadi pembreidelan media massa. Kasus Harian Indonesia Raya dan Majalah Tempo merupakan dua contoh kentara dalam sensor kekuasaan ini. Kontrol ini dipegang melalui Departemen Penerangan dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Hal inilah yang kemudian memunculkan Aliansi Jurnalis Independen yang mendeklarasikan diri di Wisma Tempo Sirna Galih, Jawa Barat. Beberapa aktivisnya dimasukkan ke penjara. Titik kebebasan pers mulai terasa lagi saat BJ Habibie menggantikan Soeharto. Banyak media massa yang muncul kemudian dan PWI tidak lagi menjadi satu-satunya organisasi profesi. Kegiatan kewartawanan diatur dengan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 yang dikeluarkan Dewan Pers dan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 yang dikeluarkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI Sekilas tentang pengertian dan perkembangan jurnalistik, Assegaff sedikit menceritakan sedikit sejarah. Bahwa jurnalistik berasal dari kata Acta Diurna, yang terbit di zaman Romawi, dimana berita-berita dan pengumuman ditempelkanatau dipasang di pusat kota yang di kala itu disebut Forum Romanum. Namun asal kata jurnalistik adalah “Journal” atau “Du jour” yang berarti hari, di mana segala berita atau warta sehari itu termuat dalam lembaran tercetak. Karena kemajuan teknologi dan ditemukannya percetakan surat kabar dengan system silinder (rotasi), maka istilah “pers muncul”, sehingga orang lalu mensenadakan istilah “jurnalistik” dengan “pers”. Sejarah yang pasti tentang jurnalistik tidak begitu jelas sumbernya, namun yang pasti jurnaliatik pada dasarnya sama yaitu diartikan sebagai laporan. Dan dari pengertian ada beberapa versi. Kalau dalam dari sejarah Islam cikal bakal jurnalistik yang pertama kali didunia adalah pada zaman Nabi Nuh. Suhandang dalam bukunya juga menerangkan sejarah Nabi Nuh terutama dalam menyinggung tentang kejurnalistikan. Dikisahkan bahwa pada waktu itu sebelum Allah SWT menurunkan banjir yang sangat hebatkepada kaum yang kafir, maka datanglah maiakat utusan Allah SWT kepada Nabi Nuh agar ia memberitahukan cara membuat kapal sampai selesai. Kapal yang akan dibuatnya sebagai alat untuk evakuasi Nabi Nuh beserta sanak keluarganya, seluruh pengikutnya yang shaleh dan segala macam hewan masing-masing satu pasang. Tidak lama kamudian, seusainya Nabi Nuh membuat kapal, hujan lebat pun turun berhari-hari tiada hentinya. Demikian pula angin dan badai tiada henti, menghancurkan segala apa yang ada di dunia kecuali kapal Nabi Nuh. Dunia pun dengan cepat menjadi lautan yang sangat besar dan luas. Saat itu Nabi Nuh bersama oranng-orang yang beriman lainnya dan hewan-hewan itu telah naik kapal, dan berlayar dengan selamat diatas gelombang lautan banjir yang sangat dahsyat. Hari larut berganti malam, hingga hari berganti hari, minggu berganti minggu. Namun air tetap menggenang dalam, seakan-akan tidak berubah sejak semula. Sementara itu Nabi Nuh beserta lainnya yang ada dikapal mulai khawatir dan gelisah karena persediaan makanan mulai menipis. Masing-masing penumpang pun mulai bertanya-tanya, apakah air bah itu memang tyidak berubah atau bagaimana? Hanya kepastian tentang hal itu saja rupanya yang bisa menetramkan karisuan hati mereka. Dengan menngetahui situasi dan kondisi itu mereka mengharapkan dapat memperoleh landasan berfikir untuk melakukan tindak lanjut dalam menghadapi penderitaanya, terutama dalam melakukan penghematan yang cermat. Guna memenuhi keperluan dan keinginan para penumpang kapalnya itu Nabi Nuh mengutus seekor burung dara ke luar kapal untuk meneliti keadaan air dan kemungkinan adanya makanan. Setelah beberapa lama burung itu terbang mengamati keadaan air, dan kian kemari mencari makanan, tetapi sia-sia belaka. Burung dara itu hanya melihat daun dan ranting pohon zaitun (olijf) yang tampak muncul ke permukaan air. Ranting itu pun di patuknya dan dibawanya pulang ke kapal. Atas datangnya kembali burung itu dengan membawa ranting zaitun. Nabi Nuh mengambil kesimpulan bahwa air bah sudah mulai surut, namun seluruh permukaan bumi masih tertutup air, sehingga burung dara itu pun tidak menemukan tempat untuk istirahat demikianlah kabar dan berita itu disampaikan kepada seluruh anggota penumpangnya. Atas dasar fakta tersebut, para ahli sejarah menamakan Nabi Nuh sebagai seorang pencari berita dan penyiar kabar (wartawan) yang pertama kali di dunia. Bahkan sejalan dengan teknik-teknik dan caranya mencari serta menyiarkan kabar (warta berita di zaman sekarang dengan lembaga kantor beritannya). Mereka menunjukan bahwa sesungguhnya kantor berita yang pertama di dunia adalah Kapal Nabi Nuh. Data selanjutnya diperolah para ahli sejarah negara Romawi pada permulaan berdirinya kerajaan Romawi (Imam Agung) mencatat segala kejadian penting yang diketahuinya pada annals (papan tulis yang digantungkan di serambi rumahnya). Catatan pada papan tulis itu merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya. Pengumuman sejenis itu dilanjutkan oleh Julius Caesar pada zaman kejayaannya. Caesar mengumumkan hasil persidangan senat, berita tentang kejadian sehari-hari, peraturan-peraturan penting, serta apa yang perlu disampaikan dan diketahui rakyatnya, dengan jalan menuliskannya pada papan pengumuman berupa papan tulis pada masa itu. (60 SM) dikenal dengan acta diurna dan diletakkan di Forum Romanum (Stadion Romawi) untuk diketahui oleh umum. Terhadap isi acta diurnal tersebut setiap orang boleh membacanya, bahkan juga boleh mengutipnya untuk kemudian disebarluaskan dan dikabarkan ke tempat lain. Baik hikayat Nabi Nuh menurut keterangan Flavius Josephus maupun munculnya acta diurna belum merupakan suatu penyiaran atau penerbitan sebagai harian, akan tetapi jelas terlihat merupakan gejala awal perkembangan jurnalistik. Dari kejadian tersenut dapat kita ketahui adanya suatu kegiatanyang mempunyai prinsip-prinsip komunikasi massa pada umumnya dan kejuruan jurnalistik pada khususnya. Karena itu tidak heran kalau Nabi Nuh dikenal sebagai wartawan pertama di dunia. Demikian pula acta diurna sebagai cikal bakal lahirnya surat kabar harian. Seiring kemajuan teknologi informasi maka yang bermula dari laporan harian maka tercetak manjadi surat kabar harian. Dari media cetak berkembang ke media elektronik, dari kemajuan elektronik terciptalah media informasi berupa radio. Tidak cukup dengan radio yang hanya berupa suara muncul pula terobosan baru berupa media audio visual yaitu TV (televisi). Media informasi tidak puas hanya dengan televisi, lahirlah berupa internet, sebagai jaringan yang bebas dan tidak terbatas. Dan sekarang dengan perkembangan teknologi telah melahirkan banyak media (multimedia). Koran Indonesia Pertama Pada tahun 1901, Datuk Sutan Marajo bersama adiknya bernama Baharudin Sutan Rajo nan Gadang menerbitkan dan memimpin sendiri sebuah surat kabar yang diberinya nama Warta Berita yang merupakan surat kabar pertama di Indonesia yang berbahasa Indonesia (bahasa Melayu dengan huruf Latin) dimiliki dan redakturnya orang Indonesia. Modal pertama didapat dari seorang pedagang terkenal di Padang waktu itu, Abdul Manan Sutan Marajo. Koran ini dicetak secara sederhana di daerah Pasarmudik. Pemimpin redaksinya Datuk Sutan Marajo yang juga pernah menjadi jaksa sebentar di Pariaman. Datuk Sutan Marajo terkenal sebagai seorang otodidak dengan pena cukup tajam terutama sewaktu dia memimpin Utusan Melayu. Dia sangat ahli dalam modernisasi yang dibawa Belanda terhadap kaum ortodoks apalagi yang menamakan diri "kaum bangsawan". Mahyudin Datuk Sutan Marajo lahir kira-kira tahun 1858 di Sulitair, meninggal dan dikebumikan di Padang bulan Juni 1921. Kalau ingin bicara mengenai koran nasional (diterbitkan dan dipimpin oleh pribumi asli, orang Indonesia), maka Warta Berita ini termasuk tertua di tanah air kita. Sayang, umurnya tidak begitu panjang, kurang dari 10 tahun. Datuk Sutan Marajo pernah dihukum denda 100 gulden atau kurungan 15 hari karena tulisannya pada tanggal 23 Februari 1892 mengenai nasib rakyat kecil dan karena sebuah tulisannya tentang Aceh namun untuk yang terakhir ini Datuk Sutan Marajo divonis bebas. Abas Sutan Mantari dari Bukti Tinggi juga pernah mengalami hal serupa karena tulisannya tanggal 26 Desember 1890 yang dianggap menghina seorang kontrolir di Kabupaten Agam. Tokoh pers nasional, Soebagijo Ilham Notodidjojo dalam bukunya “PWI di Arena Masa” (1998) menulis, Tirtohadisoerjo atau Raden Djokomono (1875-1918), pendiri mingguan Medan Priyayi yang sejak 1910 berkembang jadi harian, sebagai pemrakarsa pers nasional. Artinya, dialah yang pertama kali mendirikan penerbitan yang dimodali modal nasional dan pemimpinnya orang Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya, pers Indonesia menjadi salah satu alat perjuangan kemerdekaan bangsa ini. Haryadi Suadi menyebutkan, salah satu fasilitas yang pertama kali direbut pada masa awal kemerdekaan adalah fasilitas percetakan milik perusahaan koran Jepang seperti Soeara Asia (Surabaya), Tjahaja (Bandung), dan Sinar Baroe (Semarang) (“PR”, 23 Agustus 2004). Menurut Haryadi, kondisi pers Indonesia semakin menguat pada akhir 1945 dengan terbitnya beberapa koran yang mempropagandakan kemerdekaan Indonesia seperti, Soeara Merdeka (Bandung), Berita Indonesia (Jakarta), dan The Voice of Free Indonesia. Seperti juga di belahan dunia lain, pers Indonesia diwarnai dengan aksi pembungkaman hingga pembredelan. Haryadi Suadi mencatat, pemberedelan pertama sejak kemerdekaan terjadi pada akhir 1940-an. Tercatat beberapa koran dari pihak Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang dianggap berhaluan kiri seperti Patriot, Buruh, dan Suara Ibu Kota dibredel pemerintah. Sebaliknya, pihak FDR membalas dengan membungkam koran Api Rakjat yang menyuarakan kepentingan Front Nasional. Sementara itu pihak militer pun telah memberedel Suara Rakjat dengan alasan terlalu banyak mengkritik pihaknya. Jurnalisme kuning pun sempat mewarnai dunia pers Indonesia, terutama setelah Soeharto lengser dari kursi presiden. Judul dan berita yang bombastis mewarnai halaman-halaman muka koran-koran dan majalah-majalah baru. Namun tampaknya, jurnalisme kuning di Indonesia belum sepenuhnya pudar. Terbukti hingga saat ini masih ada koran-koran yang masih menyuguhkan pemberitaan sensasional semacam itu. Teknologi dalam jurnalisme Kegiatan jurnalisme terkait erat dengan perkembangan teknologi publikasi dan informasi. Pada masa antara tahun 1880-1900, terdapat berbagai kemajuan dalam publikasi jurnalistik. Yang paling menonjol adalah mulai digunakannya mesin cetak cepat, sehingga deadline penulisan berita bisa ditunda hingga malam hari dan mulai munculnya foto di surat kabar. Pada 1893 untuk pertama kalinya surat-surat kabar di AS menggunakan tinta warna untuk komik dan beberapa bagian di koran edisi Minggu. Pada 1899 mulai digunakan teknologi merekam ke dalam pita, walaupun belum banyak digunakan oleh kalangan jurnalis saat itu. Pada 1920-an, surat kabar dan majalah mendapatkan pesaing baru dalam pemberitaan, dengan maraknya radio berita. Namun demikian, media cetak tidak sampai kehilangan pembacanya, karena berita yang disiarkan radio lebih singkat dan sifatnya sekilas. Baru pada 1950-an perhatian masyarakat sedikit teralihkan dengan munculnya televisi. Perkembangan teknologi komputer yang sangat pesat pada era 1970-1980 juga ikut mengubah cara dan proses produksi berita. Selain deadline bisa diundur sepanjang mungkin, proses cetak, copy cetak yang bisa dilakukan secara massif, perwajahan, hingga iklan, dan marketing mengalami perubahan sangat besar dengan penggunaan komputer di industri media massa. Memasuki era 1990-an, penggunaan teknologi komputer tidak terbatas di ruang redaksi saja. Semakin canggihnya teknologi komputer notebook yang sudah dilengkapi modem dan teknologi wireless, serta akses pengiriman berita teks, foto, dan video melalui internet atau via satelit, telah memudahkan wartawan yang meliput di medan paling sulit sekalipun. Selain itu, pada era ini juga muncul media jurnalistik multimedia. Perusahaan-perusahaan media raksasa sudah merambah berbagai segmen pasar dan pembaca berita. Tidak hanya bisnis media cetak, radio, dan televisi yang mereka jalankan, tapi juga dunia internet, dengan space iklan yang tak kalah luasnya. Setiap pengusaha media dan kantor berita juga dituntut untuk juga memiliki media internet ini agar tidak kalah bersaing dan demi menyebarluaskan beritanya ke berbagai kalangan. Setiap media cetak atau elektronik ternama pasti memiliki situs berita di internet, yang updating datanya bisa dalam hitungan menit. Ada juga yang masih menyajikan edisi internetnya sama persis dengan edisi cetak. Sedangkan pada tahun 2000-an muncul situs-situs pribadi yang juga memuat laporan jurnalistik pemiliknya. Istilah untuk situs pribadi ini adalah weblog dan sering disingkat menjadi blog saja. Memang tidak semua blog berisikan laporan jurnalistik. Tapi banyak yang memang berisi laporan jurnalistik bermutu. Senior Editor Online Journalism Review, J.D Lasica pernah menulis bahwa blog merupakan salah satu bentuk jurnalisme dan bisa dijadikan sumber untuk berita. Dalam penggunaan teknologi, Indonesia mungkin agak terlambat dibanding dengan media massa dari negara maju seperti AS, Prancis, dan Inggris. Tetapi untuk saat ini penggunaan teknologi di Indonesia –terutama untuk media televisi– sudah sangat maju. Lihat saja bagaimana Metro TV melakukan laporan live dari Banda Aceh, selang sehari setelah tsunami melanda wilayah itu. Padahal saat itu aliran listrik dan telefon belum tersambung.

Jumat, 23 Maret 2012

Daftar 100 impian


1. ingin dapat gelah S1 secepatnya dan meneruskan k.S2.
2. ingin dapat membelikan orang tua hewan kurban setiap tahunnya.
3. ingin punya rumah sendiri di pemungkiman elite
4. ingin punya koleksi mobil dari seluruh dunia.
5. ingin punya tas atau sepatu yang limited edition.
6. ingin punya hotel yang tersebar di seluruh dunia.
7. ingin punya masjid dan musholah.
8. ingin punya pesantren.
9. ingin punya LSM khusus anak jalanan.
10. ingin punya tempat panti jompo.
11. ingin punya sekolah SLB.
12. ingin punya sekolah TK,SD,SMP,SMA dengan nama saya.
13. ingin punya universitas khusus orang tidak mampu.
14. ingin punya museum yang tersebar di seluruh dunia.
15. ingin punya partai.
16. ingin umroh bersama keluarga setiap tahun.
17. ingin pergi haji bersama keluarga sebanyak-banyaknya.
18. ingin punya restoran seafood.
19. ingin punya pulau hawai.
20. ingin punya dapur rekaman sendiri.
21. ingin membuat pabrik di desa-desa.
22. ingin memperbaiki tata bangunan di DKI Jakarta.
23. ingin bisa menyekolahkan saudara yang tidak mampu sampai S1.
24. ingin menikah dengan pacar saya yang sekarang.
25. ingin punya anak yang laki-laki dulu baru perempuan.
26. ingin memiliki PT.KAI
27. ingin memiliki Garuda Indonesia.
28. ingin punya lembaga yang memudahkan menjadi PNS.
29. ingin meneruskan pembuatan monorel.
30. ingin membuat kereta bawah tanah.
31. ingin memberantas korupsi di Indonesia
32. ingin punya jet pribadi.
33. ingin punya kapal pesiar.
34. ingin membeli pulau bunaken.
35. ingin memperbanyak bahasa asing.
36. ingin mempunyai club bola di Inggris
37. ingin membuat perusahaan mobil yang tanpa menggunakan BBM.
38. ingin keliling dunia.
39. ingin membeli padang savanna.
40. ingin mempunyai kebun binatang di seluruh dunia.
41. ingin punya RS international.
42. ingin punya Mall.
43. ingin punya BANK sendiri.
44. ingin punya perusahaan HandPhone.
45. ingin jadi DUTA kebersihan di Indonesia.
46. ingin punya perkebunan buah dan bunga.
47. ingin punya koleksi lukisan.
48. ingin bisa membelikan yang orang tua saya butuhkan.
49. ingin memberantas penebangan liar.
50. ingin memberantas pemburuhan liar.
51. ingin punya kucing angora yang berbulu belang.
52. ingin punya apartement.
53. ingin punya perpustakaan di rumah.
54. ingin membangunkan rumah untuk orang tua.
55. ingin memakai kerudung.
56. ingin punya perkebunan.
57. ingin punya peternakan kuda.
58. ingin traveling ke seluruh Indonesia.
59. ingin mengusai pasar modal.
60. ingin punya helicopter sendiri.
61. ingin punya koleksi berlian.
62. ingin bisa mandiri.
63. ingin punya anak kembar.
64. ingin bisa belikan ade mobil.
65. ingin melihat gunung fuji dari dekat.
66. ingin pinter masak.
67. ingin menjadi guru PNS.
68. ingin mengajak saudara liburan ke Disney land.
69. ingin membuat Jakarta bersih dari sampah.
70. ingin punya pacar pembalap.
71. ingin punya perusahaan rokok.
72. ingin melihat matahari terbit di pantai.
73. ingin bisa desain rumah sendiri.
74. ingin punya pabrik susu.
75. ingin punya tattoo.
76. ingin punya koleksi sepeda.
77. ingin punya klinik kecantikan.
78. ingin tuanya bahagia.
79. ingin punya musholah di dalam rumah.
80. ingin menyekolahkan ade sampai lulus.
81. ingin memperbaiki transportasi di Indonesia.
82. ingin merapihkan pasar traditional.
83. ingin punya pasangan hidup yang setia.
84. ingin punya rumah di dekat pantai.
85. ingin punya villa.
86. ingin punya kost-kostan.
87. ingin punya koleksi ikan-ikan laut.
88. ingin punya muka mulus.
89. ingin punya anak yang sholeh.
90. ingin memancing di pantai.
91. ingin punya kolam renang di rumah.
92. ingin punya koleksi lukisan.
93. ingin menikah di hotel bintang 5.
94. ingin punya sekolah melukis.
95. ingin bisa bermain piano.
96. ingin membuat orang tua bangga.
97. ingin mendesain mobil sendiri.
98. ingin punya kolam air panas sendiri.
99. ingin punya bengkel.
100. ingin bulan madu di Jamaica.

Minggu, 08 Januari 2012

PERTOLONGAN PERTAMA PERUBAHAN IKLIM

• Cara-cara ini dapat mengurangi dampak dari perubahan iklim:
 Hemat energi
 Taman pohon
 Ini cara-cara lain yang dapat membantu mengurangi dampaknya, yaitu:

Hematlah penggunaan kertas. Kurangi penggunaan kendaraan bermotor. Hemat listrik. Lestarikan keanekaragaman hayati. Tanam sebanyak mungkin pohon. Kurangin konsumsi daging. beli dalam kemasan besar. Matikan oven, setrika, kompor beberapa menit sebelum waktunya. Hindari fast food. Bawa tas yang dapat dipakai ulang. Kurangi penggunaan tissue. Gunakan gelas yang dapat dicuci. Berbelanjalah di lingkungan sekitar. Gunakan pemanas air tenaga surya. Matikan kran saat tidak terpakai dan jangan tinggalkan air menetes. Gunakan lampu hemat energi. Maksimalkan pencahayaan dari alam. Gunakan baterai yang dapat discharge. Cabut kabel dari sumber listriknya. Carilah AC dan kulkas dengan konsumsi listrik terendah. Menaikan suhu AC ruangan. Gunakan timer untuk lupa mematikan AC. Kurangi waktu dalam membuka lemari es. Matiakn mesin saat menunggu atau saat terjadi kemacetaan total. Gunakan bahan bakar alami atau dapat di daur ulang. Hindari pembabatan hutan. Hindari pembangunaan kota yang berlebihan Dll

Kalau bukan kita yang menjaga alam ini, siapa lagi?. Ini hanya sebagai himbuan agar bumi kita tetap terjaga keindahannya terhindar dari kerusakan yang berlebih. Karena ini demi anak cucu kita nanti yang saling membantu menjaga bumi tercinta ini.

Penyelesaian Konflik di Indonesia

Suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama. Suku pun di tandai akan cirri khas kelompok dan oleh kesamaan budaya bahasa agama, perilaku, marga atau ciri-ciri biologis. Indonesia mempunyai macam-macam suku yaitu ;
a. Suku batak, adalah nama sebuah sukubangsa di Indonesia yang kebanyakan bermukim di Sumatra barat. Sebagian orang batak beragama keristen dan yang lainya islam
b. Suku dayak, adalah suku-suku asli yang mendiami pulau Kalimantan.
c. Suku jawa, adalah suku yang paling terbesar di Indonesia dll
Ras adalah katagori untuk sekelompok individu/manusia yang secara turun menurun memiliki ciri fisik dan cirri biologis yang sama.
Warna kulit, Indonesia memang dari sabang sampai meroke mempunyai perbedaan warna kulit, orang jawa yang terkenal dengan warna sawo matang, orng papua dan sekitarnya terkenal dengan warna kulit hitam lekam dll, itu mencari keragaman di Indonesia. Perbedaan bahasa juga menjadi keragaman di Indonesia.
Dengan perbedaan suku, ras, agama, dan perbedaan warna kulit kadang menimbulkan konfik yang berkepanjangan. Yang meresahkan penduduk di sekitarnya.
Contohnya: kejadian gerakan aceh merdeka yang dikenal dengan GAM. Mereka adalah kelompok masyarakat yang bersal dari aceh. Mereka menutu pembebasan aceh menjadi Negara sendiri tetapi sekarang masalah tersebut sudah menemui titik perdamaian.
Hal tersebut pernah terjadi di timur-timur yang sekarang merubah namanya menjadi timur leste. Negara tersebut membangun negaranya sendiri dan sekarang sudah mempunyai president sendiri. Akhinya president melepas Negara tersebut dari tangan Indonesia.
Solusi yang tepat yang menangulagi permasalah tersebut adalah pemerataan ekonomi di Indonesia. Mereka merasa ekonomi di Indonesia tidak merata. Terkadang pemerintah hanya melihat di sekitarnya saja tidak melihat yang daerah-daerah yang jauh disana. Terkadang pendidikan didaerah terpencil itu sangat kurang misalnya di pedalaman Papua dan sekitarnya.

Rabu, 23 November 2011

PELAPISAN MASYARAKAT

Pengertian Pelapisan Sosial

Pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelasyang lebih rendah dalam masyarakat. Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu.

Pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.
Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi seseorang maupun kelompok lainnya.

PEMBEDAAN SISTEM PELAPISAN MENURUT SIFATNYA.

Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup.
Di dalam sistem yang tertutup, untuk dapat masuk menjadi dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran. Di India, sistem ini digunakan, yang masyarakatnya mengenal sistem kasta. Contohnya;
-Kasta Brahma : merupakan kasta tertinggi untuk para golongan pendeta;
-Kasta Ksatria : merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara yang dipandang sebagai lapisan kedua;
-Kasta Waisya : merupakan kasta dari golongan pedagang;
-Kasta sudra : merupakan kasta dari golongan rakyat jelata;
-Paria : golongan bagi mereka yang tidak mempunyai kasta. seperti : kaum gelandangan, peminta,dsb.

Kamis, 27 Oktober 2011

Peran Keluarga dalam Perkembangan Kepribadian Anak

Peran keluarga dalam perkembangan kepribadian anak adalah sangat penting karena hanya keluargalah yang dapat mengendalikan setiap perilaku anak aqidah, budaya, norma, emosional, dan sebagainya. Kepribadiaan anak tergantung pada pemikiran dan perlakuan kedua orang tua dan lingkungannya. Karena lingkungan juga berperan penting dalam membangun kepribadiaan anak.